Agama-Agama Purba di Nusantara

OLEH: Abu Amru Radzi Othman

Dianggarkan agama Hindu-Buddha hanya mula masuk ke Nusantara di awal permulaan zaman Masihi. Lebih menarik adalah ada pandangan yang menyebutkan agama Hindu lebih awal masuk iaitu pada awal kurun ke 2M manakala agama Buddha pada kurun ke 5M.

Dari sini dapatlah kita ketahui bahawa ada agama yang lebih lama dari Hindu-Buddha yang dianut oleh masyarakat di Nusantara ini lantaran umat Nusantara telah lama wujud.

Dan sebenarnya agama purba itu beragam bentuknya serta dianut oleh sesuatu suku atau di sesebuah wilayah semata-mata. Mungkin dapat disebut sebagai 'agama kedaerahan' kerana penyebarannya sangat terhad.

Contoh sahaja Katipayan dianut oleh suku Jawa. Timbul persoalan tentang Kejawen yang banyak diamalkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur:

(1) Apakah ia sebuah agama atau sekadar sebuah filsafat dan kebudayaan masyarakat Jawa?

Namun tampaknya ia adalah sebuah agama dan bukan sekadar sebuah filsafat dan kebudayaan. Penganut Kejawen bukanlah umat Islam.

(2) Apakah ia merupakan nama lain kepada Kapitayan?

Wallahu'alam. Soalan ke 2 ini masih kami tidak mengetahui jawapannya. Harap sesiapa yang mempunyai pengetahuan dalam hal ini dapat berbagi ilmu.

Kembali kepada mauduk perbahasan seputar agama purba yang ada di Nusantara antara lainnya adalah agama Sunda Wiwitan oleh masyarakat di Sunda, agama Buhun di Jawa Barat, agama Parmalim pada suku Batak, agama Adat Suku Malesung oleh orang Minahasa (Sulawesi Utara), agama Tolottang di Sulawesi Selatan, agama Kaharingan oleh suku Dayak - nama untuk kaum pribumi Kalimantan, serta beberapa agama lainnya.

Kita senaraikan antara agama yang ada di Nusantara sebelum zaman masuknya Hindu-Buddha:

- Sunda Wiwitan (Kanekes, Banten)
- Buhun (Jawa Barat)
- Kejawen (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
- Parmalim (Sumatera Utara)
- Kaharingan (Kalimantan)
- Agama Adat Suku Malesung (Minahasa, Sulawesi Utara)
- Tolottang (Sulawesi Selatan)
- Naurus (pulau Seram, Maluku)
- Marapu (Sumba)

Tidaklah semua agama ini bersifat animisme atau dinamisme. Kadangkala ia bercampur baur malah ada dari agama yang disebutkan diatas mempercayai Tuhan Tunggal - namun mereka melakukan kesyirikan dan beribadah secara tidak benar menurut kemahuan Allah: Tuhan yang sebenar yang Dia-lah berhak diibadahi.


Catatan:
Kepercayaan animisme memuja roh atau arwah leluhur sedangkan pada kepercayaan dinamisme pula memuja benda-benda yang dianggap istimewa seperti pokok, gunung, batu besar atau matahari dan sebagainya.

___________________________
Abu Amru Radzi Othman

Comments