Sumpah Palapa Dan Makna Nusantara.

Oleh : Abu Amru Radzi Othman.

SUMPAH PALAPA DAN MAKNA NUSANTARA

AAMRO

Kata 'Nusantara' itu dikenal dalam Sumpah Palapa oleh Gajah Mada yang beliau lafazkan pada 1336M, yang mana hal ini tercatit dalam kitab Pararaton (raja-raja). 

Gajah Mada yang dalam istiadat pengangkatan Patih Amangkubumi Majapahit berjanji tidak akan memakan buah Palapa (kelapa) - yang sebahagian pengkaji menjelaskan maksud sebenar kata 'amukti palapa' adalah tidak akan bersenang-senang - selagi belum berhasil menguasai pulau-pulau di Nusantara.

Berikut adalah sumpah Gajah Mada: "Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah Gurun, ring Seram, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa”

Yang bermaksud "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa buah kelapa. Jika mengalahkan Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa”.

Adalah kata Nusantara itu adalah berasal dari bahasa Sanskrit. Merupakan gabungan dua kata; nusa (pulau) dan antara (luar), yang dalam Sumpah Palapa itu bermaksud "pulau-pulau atau tanah di luar negara Majapahit".

Dalam Sumpah Palapa itu disebut beberapa wilayah di luar Majapahit yang menjadi sasaran Gajah Mada, iaitu:

(1) Gurun = Nusa Penida

(2) Seran = Seram

(3) Tanjung Pura = Kerajaan Tanjungpura, Ketapang, Kalimantan Barat

(4) Haru = Sumatra Utara (ada kemungkinan merujuk kepada Karo)

(5) Pahang = Pahang di Semenanjung Melayu

(6) Dompo = Dompu di pulau Sumbawa

(7) Bali = Bali

(8) Sunda = Kerajaan Sunda

(9) Palembang = Palembang atau Kerajaan Sriwijaya

(10) Temasik = Singapura

Pada asalnya istilah 'nusantara' ini lebih bermotifkan politik Majapahit. Oleh itu apabila runtuhnya kerajaan ini maka istilah tersebut pun hilang. 

Namun istilah Nusantara mula dipopularkan kembali oleh Ki Hajar Dewantara - Menteri Pendidikan pertama Indonesia, Tokoh pendidikan, aktivis kemerdekaan, penulis dan kolumnis. 

Namun yang dikehendaki oleh Ki Hajar Dewantara atau nama aslinya Raden Mas Suwardi Suryaningrat dengan kata 'nusantara' ini adalah wilayah Kepulauan Indonesia.

Sementara itu, kata Nusantara pada rakyat Malaysia pula lebih luas mencakup kepulauan Melayu (Malay Archipelago).



Comments