OLEH: Abu Amru Radzi Othman
Kesultanan Banjar merupakan sebuah negara yang besar di bahagian selatan Kalimantan. Kerajaan ini dapat dibahagi kepada 3 bahagian secara tidak rasmi iaitu:
(1) Negara Agung
Tempat asalnya kerajaan Banjar seperti wilayah Banjar Kuala, Batang Banyu dan Pahuluan. Pendek kata, Negara Agung merujuk negara asal bagi Kesultanan Banjar.
(2) Mancanegara
Kerajaan tetangga yang diwujudkan untuk keturunan Raja Banjar atau negara lain yang bersebelahan yang ditakluk, seperti:
- Kerajaan Kotawaringin
- Kerajaan Tanah Dusun
- Kerajaan Tanah Laut
- Kerajaan Pulau Laut
- Kerajaan Tanah Bumbu
- Kerajaan Cantung & Batu Licin
- Kerajaan Paser
Dari sekian banyak kerajaan yang menjadi Mancanegara ini, sebahagian besarnya adalah negeri yang mempunyai kaitan kekeluargaan dengan Negara Raya Banjar, iaitu:
- Kerajaan Kotawaringin
- Kerajaan Tanah Bumbu
- Kerajaan Cantung & Batu Licin
- Kerajaan Pulau Laut
- Kerajaan Sabamban
(3) Daerah Pesisir
Kerajaan-kerajaan yang berada di bahagian Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur/Utara yang menjadi negara vassal kepada Kesultanan Banjar seperti:
- Kerajaan Tarakan
- Kerajaan Sukadana
Berikut adalah gelar kebangsawanan dalam Kesultanan Banjar dan negeri-negeri yang mempunyai hubungan kekerabatan, yang semuanya dapat di sebut sebagai masyarakat Banjar:
(A) Berdasarkan Keturunan :
Gelar ini merupakan nama yang diwariskan berdasarkan keturunan atau perkahwinan dengan golongan bangsawan:
- Pangeran
- Gusti
- Raden
- Putri
- Syarif
- Syarifah
- Antung
- Anang
- Diyang
- Galuh
- Nanang
- Mas
(B) Berdasarkan Jawatan:
Gelar ini berdasarkan jawatan yang disandang termasuklah ahli keluarga penyandang jawatan tersebut.
Kesemua gelar bagi jawatan ini diperuntukkan kepada golongan (A) melainkan Kiyai yang diguna oleh ketua daerah dimana para Kiyai ini boleh sahaja terdiri dari orang biasa.
- Sri Paduka yang di Pertuan (Sultan)
- Paduka Pangeran
- Pangeran
- Pangeran Ratu
- Pangeran Ratu Anum
- Sunan
- Panembahan
- Ratu Sultan / Ratu Ibu
- Nyai Ratu
- Ratu
- Nyai
- Ratu Anum
- Sultan Muda
- Raja Muda
- Ratu Sultan Muda
- Nyai Besar
- Pangeran Dipati Tuha
- Pangeran Dipati Anum
- Pangeran Adipati
- Pangeran Syarif
- Ratu Syarif
- Syarifah Putri
- Raden
- Utin (perempuan)
- Kiyai (bukan bersifat agama)
Melihat banyaknya gelar-gelar yang wujud, ia menunjukkan betapa kompleksnya masyarakat Banjar.
Untuk mengerti tentang penggunaan gelar ini (kepada siapa ia dipakaikan), perlu dibaca dalam buku-buku atau tulisan-tulisan yang lain, lantaran dalam artikel pendek ini hanya sekadar menyenaraikan galaran-gelaran yang digunapakai oleh masyarakat Banjar suatu ketika dahulu; ketika Kesultanan Banjar masih berdiri.
Juga gelar Ratu tidak khusus kepada wanita sebaliknya bersifat unisex. Contohnya Ratu Bagawan I adalah raja pertama Kerajaan Kotawaringin, seorang lelaki. Setelah baginda melepaskan jawatan untuk kembali ke Banjarmasin bagi dilantik menjadi Mangkubumi (Bendahara), maka kerajaan Kotawaringin diserahkan kepada anak lelakinya; Ratu Amas.
Begitu juga 'Ratu Anum' adalah gelar untuk raja yang masih muda, yang dipakai oleh putera lelaki sultan.
Makanya gelar Ratu perlu dilihat terlebih dahulu; apakah ratu tersebut seorang lelaki atau wanita.
Walaupun begitu, belom pernah terjadi dalam sejarah Kesultanan Banjar untuk memiliki seorang ketua pemerintah dari wanita sebaliknya ada terjadi di Mancanegara, contohnya pemerintah pertama Kerajaan Cantung & Batu Licin adalah puteri kepada Ratu Mas iaitu Ratu Intan I.
Ibu kepada Ratu Intan I iaitu Ratu Mas binti Pangeran Mangu adalah pemerintah Kerajaan Tanah Bumbu. Masih ada lagi para pemerintah dari negeri kerabat Kesultanan Banjar yang pernah memiliki wanita sebagai pemerintah.
___________________________
~ Abu Amru Radzi Othman ~
Lajnah Makalah Sejarah
Telegram: https://t.me/gerakanpenamy
Instagram: https://www.instagram.com/gerakanpenamy
_____________________________
Dapatkan buku Menangkis Fitnah Yang Terpalit Pada Bani Umayyah! Untuk keterangan lanjut sila KLIK DI SINI .
Comments
Post a Comment